Ketua

Menristekdikti: Sistem Sertifikasi Kawal Profesionalitas Dosen

Sertifikasi Dosen merupakan suatu keharusan bagi setiap dosen untuk menunjukkan profesionalitasnya pada profesi yang dijalankannya. STIE Kesuma Negara (STIEKEN) Blitar juga terus berkomitmen meningkatkan profesionalitas dosen-dosennya melalui berbagai pendidikan dan pelatihan yang diikuti serta mendorong pelaksanaan penelitian dan pengabdian masyarakat yang berkesinambungan. Saat ini STIEKEN Blitar sudah memiliki 5 dosen tetap yang memiliki sertifikasi dosen dan diharapkan tahun ini akan menambah jumlah dosen bersertifikasi lebih banyak lagi. Hal ini sejalan dengan instruksi Menristek DIKTI, Bpk. Moh Nasir seperti dibawah ini yang dikutip dari berita Kabar DIKTI :

“Sertifikasi adalah satu cara untuk memotivasi kinerja akademik dosen. Mereka, secara individu, harus punya kewajiban terhadap diri sendiri untuk meneliti. Bukan dosen kalau tidak meneliti dan mempublikasikan dalam jurnal bereputasi.”

Hal itu disampaikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir dalam acara Sosialisasi Sistem Sertifikasi Dosen Nasional, Rabu (15/4). Digelar Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan, pertemuan ini menegaskan kembali mengenai mekanisme sertifikasi online. Meskipun sistem ini telah diterapkan sejak 2011, namun beberapa kendala muncul dalam pelaksanaanya. Pada tahun tersebut, angka ketidaklulusan sertifikasi dosen melonjak. Ini terjadi karena berkas ajuan sertifikasi tidak terverifikasi dengan baik dan terpental dalam sistem. Ke depan, penilaian jabatan akademik dan kenaikan pangkat juga akan diproses lewat sistem ini. Tidak ada lagi berkas-berkas fisik dalam serdos sehingga efisiensi anggaran bisa tercipta. Pasalnya, dalam empat tahun berjalan, sistem ini dapat menghemat 3,5 hingga 4 miliar. Dana ini bisa dialokasikan untuk program kegiatan lainnya.

“Ini satu-satunya sistem di kementerian yang penilaian akademiknya bersifat online. Sudah kredibel dan teruji, nyaris tidak ada komplain yang berarti,” ungkap Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Supriadi Rustad.

Sertifikasi dosen diharapkan dapat mengawal profesionalitas dosen. Dosen di Indonesia dituntut mampu menghasilkan penelitian unggul yang tidak sekadar untuk melengkapi tugas dan pendapatan. Dikatakan Mohamad Nasir, luaran publikasi penelitian dosen di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan negara lain di Asean, seperti Singapura yang telah mencapai angka 160.000 publikasi. Indoenesia baru menghasilkan 14.000 publikasi, dan hanya puluhan di antaranya yang telah diterapkan ke dalam industri.

Sistem sertifikasi dosen ini telah diperbarui dengan memberi layanan khusus bagi dosen yang mengajukan sertifikasi dalam keadaan studi lanjut atau tugas belajar. Dosen yang akan mengajukan jabatan fungsional baru (asisten ahli) bisa langsung mengajukan dalam tempo dua tahun terhitung mulai menjadi dosen tetap. Oleh sebab itu, layanan-layanan baru dalam sistem ini akan disosialisasikan di tiga wilayah. Selain yang telah digelar hari ini di Jakarta, sosialisasi juga akan diselenggarakan di Makassar dan Surabaya. (nrs)

Sumber : Kabar DIKTI